Sejarah Nagari Salido Sari Bulan
- Sekitar tahun 1800-an sebanyak 14 orang penduduk Nagari Pancung Taba Ngalau Gadang dan Limau-Limau meninggalkan Kp. mereka untuk mencari wilayah baru. Mereka berjalan kaki ke arah selatan Pancung Taba Kecamatan Bayang Utara menyusuri punggung perbukitan yang terletak di belakang Kp. yang mereka tinggalkan. Sesampainya mereka di bukit Ganduang Kuciang( karena di bukit ini kucing yang mereka bawa bertengkar), mereka menuruni Bukit tersebut ke arah bawah sungai Batang Salido tepatnya di Bilah-bilahan, di sini mereka memilah-milah kemana arah yang akan mereka tuju.
- Anggota rombongan dibagi dua, separuh ke Koto Lamo dan kemudian ke Bukit Sari Bulan (Kp. Koto Rawang) lalu ke selatan Koto Salido Kecilsebagian lagi mengarah ke Salido Kecil.Setelah jumlah kelompok kaum bertambah dan berkembang, mulailah mereka dengan bersama-sama (bergotong-royong) mengerjakan sawah, ladang, begitupun bandar sawah dan didirikanlah pondok tempat tinggal serta disusun aturan adat kelompok dangan kelompok lain. Kemudian dengan aturan (adat) ini maka tahulah mereka tata cara bergaul dengan jalan bersama-sama, maka di daerah kelompok yang mulai tersusun disebut dusun, artinya tersusun aturan.
- Setelah pemikiran –pemikiran dari pemuka kelompok ini satu kata, maka daerahnya dinamakan ”Koto” artinya mereka sekato. Maka di Nagari Salido Sari Bulanada tiga buah namanya Koto semasa dulunya seperti Koto Rawang, Koto Lamo di Salido Kecil dan Koto SALIDO SARI BULAN. Kemudian koto dikumpulkan menjadi sebuah Kp., asal kata Kp. dilanjutkan menjadi Nagari. Nagari mempunyai batas-batas dan wilayah Pemerintahan. Asal kata Nagari adalah dipagari dengan adat (aturan)
- Adapun Nagari Salido Sari Bulanini tidaklah terjadi begitu saja, tetapi melalui aturan dan proses secara alami, dengan kata adat ” Kok Ketek nan balingka tanah, gadang nan balingka adat”Setelah pemekaran maka Nagari Salido Sari Bulanterbagi menjadi 3 (tiga) KeNagarian yaitu Nagari Koto Rawang, Nagari Salido Sari BulanNagari SALIDO SARI BULAN.
- Nagari Salido Sari Bulanterdiri dari beberapa kaum 3 (ltiga) suku yaitu suku Melayu, Salido Kecil dan Caniago. Masing-masing suku bapandam baaturan, basasok bajarami, basawah baladang, baranak bakamanakandan lain-lainnya. Ninik mamak di Nagari Salido Sari Bulansaat ini ada 7 (tujuh) orang dengan memakai aturan adat salingka Nagari ”buek salingka Kp.” kepemilikan tanah yaitunya tanah ulayat kaum, tanah ulayat suku dan ulayat Nagari.
- Wilayah Nagari Salido Sari Bulandulunya merupakan daerah SALIDO KECILemas Kolonial Belanda, sehingga aktivitas pekerjaan masyarakat waktu itu adalah buruh SALIDO KECILemas, sampai saat sekarang ini masih terlihat terowongan dan puing-puing bekas pabrik pengolahan emas.
- Penduduk Nagari Salido Sari Bulandatang dari Lumpo dan Bayang, tapi pada umumnya berasal dari Darek Koto Anau. Setibanya di SALIDO SARI BULAN, mereka melihat batang sungai Salido keruh lalu mereka berjalan kearah utara lalu mereka duduk di Batu Hampa Lubuk Emas ( karena batu tempat duduk tersebut berhamparan). Asal kata Lubuk Emas karena lubuk ini tali urat emas terlubuk (terkumpul) tetapi belum belum diolah sampai saat ini.
- Pada tahun 1915 banjir besar menggenangi seluruh Kp., kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa namun merusak rumah-rumah masyarakat dan menghanyutkan mesjid dan sekolah.
- Pada tahun 1992 banjir kembali menghantam Nagari Salido Sari Bulanyang mengakibatkan masyarakat hanyut, tapi tidak menimbulkan korban jiwa. 22 rumah rusak dan ternak banyak yang hanyut.
- Pada tahun 2012 terjadi banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan rumah rusak, jalan rusak dan jembatan putus. Banyak rumah yang rawan terhadap tanah longsor karena perumahan masyarakat banyak yang berda di di tepi perbukitan.